humor-sufi-tawa-menuju-tuhan
Seorang yang melihat dan mendengar doa Mulla bertanya, “Kamu kehilangan keledaimu, dan kamu bersyukur kepada Tuhan?”
“Aku bersyukur kepada-Nya atas kebijakan-Nya yang mentakdirkan bahwa aku tidak menunggangi keledai waktu itu. Kalau tidak, sekarang aku tentu hilang juga.”
Anda boleh tersenyum ataupun tidak, melihat keluguan Mulla ini. Keluguan Mulla adalah ciri lain dari keikhlasannya. Tidak hanya Mulla atau guru sufi lainnya tapi seperti begitulah cara kaum sufi menempatkan dirinya sebagai makhluk Tuhan.
Dalam sebuah kesempatan kajian tasawuf positif seorang teman berucap sembari bergurau “Hanya ada satu hal yang membedakan antara masyarakat manusia dengan komunitas primata – kera atau gorilla – ”, Apa itu ? humor. Humor adalah ciri khas yang ada pada masyarakat manusia. Di belahan dunia ini kita bisa cari dimana atau apa ada yang bisa membuktikan bahwa pada primata (kelompok kera atau gorilla) ada humor, yang kita saksikan hanyalah keseriusan. Masyarakat gorilla adalah masyarakat tanpa canda dan tawa. Kalau anda masih bisa tertawa anda masih manusia? Bagaimana kalau anda yang sering ditertawakan ? Nah, lanjut kawan saya , sama juga yang membedakan masyarakat awam dengan kaum sufi – kalau sufi dianggap sebagai kelompok minoritas ditengah mayoritas Muslim awam - juga adanya humor, yakni humor sufi.
Melalui humor kaum sufi bercerita tentang kisah-kisah yang tidak saja bisa mentertawakan diri sendiri tapi malah mampu mentertawakan seluruh kehidupan ini.
http://kampoengsufi.wordpress.com/2009/09/13/humor-sufi-tawa-menuju-tuhan/