Helplesness

Hubungan Atribusi dengan Helplesness

Apa itu Helplesness?
Merupakan konsep dari Seligman (1975) yang berkaitan dengan korban dimana korban merasa tidak dapat ditolong

Mengapa terjadi Helplesness
Hal itu bisa timbul akibat dari atribusi internal yaitu ketika korban menyalahkan diri sendiri. Selain itu, keadaan ini juga terkait dengan penguasaan kontrol seseorang, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal adalah ketika seseorang percaya bahwa kesalahan terletak pada dirinya sendiri sehingga ia merasa tidak berdaya sedangkan secara eksternal ketika seseorang menyalahkan orang lain atas ketidakberdayaan dirinya

Bagaimana cara mengatasi Helplesness
Harus dicari faktor penyebabnya. Manusia mempunyai dua hal yaitu deterministic dan equitas. Deterministic adalah sesuatu yang sudah pasti seperti laki-laki dan perempuan. Equitas adalah akibat dari status yang jauh lebih tinggi dari seharusnya misalnya dalam hal finansial dan psikologi, equitas seseorang tidak akan terganggu dengan adanya viktimisasi.
Jika helplessness timbul dari faktor internal, bisa jadi hal itu berhubungan dengan sisi deterministic manusia, misalnya perempuan lebih rentan terhadap viktimisasi dari pada laki-laki. Untuk mengatasinya, diperlukan sosialisasi dan kontribusi dalam gerakan perempuan seperti yang sudah mulai marak dilakukan, misalnya program pendampingan dll.
Jika helplessness timbul dari faktor eksternal, kemungkinan hal itu terkait dengan segi equitas dimana seseorang cenderung menyalahkan orang lain yang lebih beruntung atas ketidakberdayaan dirinya sendiri. Cara mengatasinya tentu harus dilihat sisi mana yang mempengaruhi, apakah finansial atau psikologi. Orang miskin tentu lebih rentan terhadap kejahatan dari pada orang kaya sehingga diperlukan pertolongan misalnya bantuan hukum secara gratis (pro bono) dll.




Aisyah Humairoh
09640001
S-1 Psikologi
UM Surabaya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel