Perbankan : Sistem Memperpanjang Hutang
“Perbankan dirancang agar penghutang tidak bisa bayar atau tidak dapat mengakhiri hutangnya”
Saya sangat tercengang ketika mendengar Satrio Piningit itu menjelaskan dengan gamblang, betapa sistem ribawi itu menghendaki agar mendapatkan keuntungan tanpa susah payah melalui bunganya saja. Maka banyak bank yang buru buru menawarkan hutang lebih banyak ketika kita berhasil melunasinya.
Bunga itulah yang menjerat dan melilit leher kita untuk memberikan keuntungan dengan modal yang kembali utuh.
Lebih luasnya, sistem perbankan itu adalah program efektif untuk menjajah dan memiskinkan negara berkembang, jika misalnya Hutang luar negeri saja mencapai 742 triliyun. Jika kita hanya mampu membayar Rp. 2 Trilyun setahun, berarti hutang luar negeri baru lunas selama 361 tahun. Ini jika tidak ada hutang baru lagi.
Islam sangat mengecam sistem ribawi ini, karena hal demikian menjadikan ketidak adilan, dan mereka akan membungkan Islam berbicara dengan berbagai dalih dan tuduhan, agar mereka tetap bisa melangsungkan penjajahan dunia.
Maka jika ada satu negara yang bebas dari IMF, mereka akan merekayasa berbagai konflik dan perang.
Namun sesungguhnya tidak akan pernah terjadi kemakmuran yang bertumbuh kembang dari riba ini, riba selalu menjanjikan kemlaratan, dan itu hanya soal waktu saja.
يمحق الله الربا ويربي الصدقات
“Allah akan menghapus (berkah/keuntungan) RIBA, dan Allah akan melipat gandakan sedekah”
Terkadang Allah punya cara lain untuk membersihkah harta HambaNya dari riba, kebakaran, kebangkrutan, sakit yang tak kinjung sembuh dll.
Itu masih tidak sebarapa jika misalnya harta riba itu telah terlanjur tumbuh menjadi daging, darah, tulang, otot dan syaraf anak anak kita, lalu apa yang bisa kita harapkan dari anak anak yang jasadnya lebih berhak masuk neraka?