GUS DUR DAN SUDJIWO TEDJO
Dialog ini aslinya berbahasa Jawa, di sini di-Indonesiakan agar bisa dinikmati komunitas non-Jawa.
“Menurut Anda, sebenarnya antara Kurawa dan Pandawa itu yang salah siapa sih?” tanya Sujiwo Tedjo.
“Kok hampir tiap hari mereka itu bertengkar terus? Kok mereka itu nggak pernah bisa rukun? Yang salah itu sebenarnya siapa : Sengkuni, Kresna, atau Arjuna?”
“Yang salah itu konsepnya,” jawab Gus Dur enteng, disambut tawa panjang penonton.
“Lho, padahal konsep wayang itu kan sama saja, Gus?”
“Semua orang melihat Kurawa dan Pandawa itu secara hitam-putih, seperti bandit dan koboi (Kurawa dianggap jahat, Pandawa baik). Padahal mestinya tidak begitu,” ucap Gus Dur.
Menurut Gus Dur, kelompok Pandawa adalah orang-orang yang sudah tidak punya keinginan dan kepentingan yang jelek.
Bagaimana dengan Kurawa?
“Kelompok Kurawa adalah orang-orang yang sedang melangkah menuju sikap seperti Pandawa. Maka sebenarnya dia itu bukan kalah. Kurawa berbuat macam-macam itu hanya karena belum matang jiwanya. Maka, kewajiban Pandawa adalah mengalahkan Kurawa, supaya Kurawa bisa diarahkan ke jalan yang baik. Itu sebabnya ada Parikesit, yang “netral”, berdiri di atas semua golongan. Parikesit itu bersaudara dengan Kurawa maupun Pandawa.”
“Berarti Pandawa dan Kurawa itu harus dirangkul ya Gus?” tanya Tedjo lagi.
“Lha, inggih. Sebab Kurawa itu bukan bandit.”
“Tapi Kurawa dijadikan bulan-bulanan hinaan terus…”
“Itulah salahnya,” sahut Gus Dur lagi.
“Kurawa itu calon Pandawa,” tambah Gus Dur. “Tapi orang-orang ini aneh, bolak-balik keliru melulu. Dan yang paling keliru adalah dalangnya,” Hadirin pun terbahak-bahak sambil bertepuk tangan riuh.
“Wah, kalau begitu saya lebih baik pulang saja,” ujar Ki Dalang Tedjo, pura-pura ngambek.
“Lho, susah-susah ditanggap kok mau pulang….”
Petikan dialog dalang mbeling Sujiwo Tedjo dengan Presiden Gus Dur pada acara wayangan di Gedung MPR/DPR RI, Agustus 2000. Selain Presiden Gus Dur, juga dihadiri Ketua DPR Akbar Tanjung & istrinya, Permadi, Garin Nugroho, beberapa anggota MPR/DPR dan sejumlah menteri Kabinet Persatuan Nasional.
Al-Faatihah
sumber : https://fahmialinh.wordpress.com/2015/12/01/gus-dur-dan-sudjiwo-tedjo/
“Menurut Anda, sebenarnya antara Kurawa dan Pandawa itu yang salah siapa sih?” tanya Sujiwo Tedjo.
“Kok hampir tiap hari mereka itu bertengkar terus? Kok mereka itu nggak pernah bisa rukun? Yang salah itu sebenarnya siapa : Sengkuni, Kresna, atau Arjuna?”
“Yang salah itu konsepnya,” jawab Gus Dur enteng, disambut tawa panjang penonton.
“Lho, padahal konsep wayang itu kan sama saja, Gus?”
“Semua orang melihat Kurawa dan Pandawa itu secara hitam-putih, seperti bandit dan koboi (Kurawa dianggap jahat, Pandawa baik). Padahal mestinya tidak begitu,” ucap Gus Dur.
Menurut Gus Dur, kelompok Pandawa adalah orang-orang yang sudah tidak punya keinginan dan kepentingan yang jelek.
Bagaimana dengan Kurawa?
“Kelompok Kurawa adalah orang-orang yang sedang melangkah menuju sikap seperti Pandawa. Maka sebenarnya dia itu bukan kalah. Kurawa berbuat macam-macam itu hanya karena belum matang jiwanya. Maka, kewajiban Pandawa adalah mengalahkan Kurawa, supaya Kurawa bisa diarahkan ke jalan yang baik. Itu sebabnya ada Parikesit, yang “netral”, berdiri di atas semua golongan. Parikesit itu bersaudara dengan Kurawa maupun Pandawa.”
“Berarti Pandawa dan Kurawa itu harus dirangkul ya Gus?” tanya Tedjo lagi.
“Lha, inggih. Sebab Kurawa itu bukan bandit.”
“Tapi Kurawa dijadikan bulan-bulanan hinaan terus…”
“Itulah salahnya,” sahut Gus Dur lagi.
“Kurawa itu calon Pandawa,” tambah Gus Dur. “Tapi orang-orang ini aneh, bolak-balik keliru melulu. Dan yang paling keliru adalah dalangnya,” Hadirin pun terbahak-bahak sambil bertepuk tangan riuh.
“Wah, kalau begitu saya lebih baik pulang saja,” ujar Ki Dalang Tedjo, pura-pura ngambek.
“Lho, susah-susah ditanggap kok mau pulang….”
Petikan dialog dalang mbeling Sujiwo Tedjo dengan Presiden Gus Dur pada acara wayangan di Gedung MPR/DPR RI, Agustus 2000. Selain Presiden Gus Dur, juga dihadiri Ketua DPR Akbar Tanjung & istrinya, Permadi, Garin Nugroho, beberapa anggota MPR/DPR dan sejumlah menteri Kabinet Persatuan Nasional.
Al-Faatihah
sumber : https://fahmialinh.wordpress.com/2015/12/01/gus-dur-dan-sudjiwo-tedjo/