Niat


“sesungguhnya sah dan tidaknya suatu amal tergantung pada niat”



Niat sangatlah penting, karena inilah para ulama meletakkan niat sebagai rukun pertama dalam semua ibadah, bahkan untuk membedakan ibadah dengan yang lainnya itu hanya niat. Suatu perbutan biasa yang dilakukan dengan dibarengi dengan niat yang benar dapat bernilai ibadah dan mendapatkan pahala, atau suatu perbuatan baik yang tanpa dibarengi niat maka hal itu hanya merupakan kesia-siaan belaka.

Syarat sesuatu adalah segala hal yang menentukan keberadaan sesuatu itu, tetapi tidak termasuk daripadanya. Sedang rukun sesuatu adalah hal yang merupakan bagian terpenting dari sesuatu itu dan termasuk daripadanya. Misalnya pohon jambu, maka syarat ia hidup adalah adanya tanah dan air sedang rukunnya ia hidup adalah akar, batang dan daun.

Niat adalah menyengaja melakukan sesuatu berbarengan dengan dilakukannya bagian pertama dari sesuatu itu. Dengan perincian niat, pertama adalah bertempat di hati, jadi niat bukanlah ucapan, penglihatan, pendengaran tetapi aktifitas hati, kedua adalah waktu berniatnya bersamaan dengan permulaan (bagian pertama) dari suatu perbuatan, jadi bukanlah dikatakan niat apabila tergeraknya hati sebelum melakukan awal perbuatan tersebut tetapi hanya dinamakan keinginan (azam), ketiga adalah menyengaja melakukan, jadi tidaklah berpahala perbuatan yang dilakukan dengan keadaan tidak disengaja (lupa, mabuk, gila dll), keempat adalah mengetahui hukum dari perbuatan tersebut wajib atau sunnah, jadi tidak dapat dinamakan suatu ibadah kecuali telah mengetahui ilmunya, kelima adalah mengetahui apa yang dilakukannya, jadi ia harus mengetahui apa yang sedang dilakukannnya dan akan dilakukannya, tentu saja harus dengan tujuan yang baik. Misalkan niat sholat subuh, muslim harus berniat dalam hati ketika takbirotulikhrom yang terdiri atas “saya sengaja melakukan perbuatan wajib sholat subuh 2 roka’at karena Allah” dengan rincian perama adalah dilakukan didalam hati, kedua adalah dilakukan pada waktu takbirotulikhrom, ketiga adalah saya sengaja melakukan, keempat adalah melakukan perbuatan wajib, kelima adalah melakukan sholat subuh 2 roka’at dan tidak lupa karena Allah.

Hati terkadang mengalami kondisi sulit untuk berkonsentrasi (khusuk) dalam berniat, karena itu hati perlu dibimbing agar dapat berniat dengan benar dan baik. Salah satu cara adalah dengan bimbingan suara kita atau dengan mengucapkan (melafadhkan) apa yang akan diniatkan, seperti ketika kita ingin memahamil suatu ilmu kita membacanya atau mendengarkan dari orang lain atau ketika kita ingin bangun malam kita menghidupkan jam berdering. Lafadh niat yang kita ucapkan hanyalah suatu alat untuk mengkondisikan hati kita agar siap berniat dan lafadh tersebut bukanlah niat karena tidak memenuhi perincian yang telah disebutkan diatas, seperti membaca/mendengarkan ilmu bukan berarti kita faham atau berderingnya jam kita bukan berarti telah bangun, tetapi dengannya kita dapat terbantu dalam memahami suatu ilmu atau bangun di malam hari. Misalkan kita hendak sholat maka kita dapat mengucapkan lafadh niat tersebut dan hal ini tidaklah membatalkan sholat kita karena pengucapan lafadh tersebut dilakukan diluar dari sholat, sholat merupakan suatu perbuatan yang dibuka dengan takbir (AllahuAkbar) dan diakhiri dengan salam dengan syarat dan rukun tertentu, jadi pelafadhan niat dilakukan sebelum takbirotulikhrom sedang niat dihati dilakukan ketika mgucapkan AllahuAkbar (awal perbuatan) dengan perincian seprti contoh diatas dan tidaklah sah apabila niatnya kurang lengkap atau dilakukan berselisih dengan bacaan takbir kita.

Karena pengucapan lafadh niat bertujuan untuk membantu hati, maka menggunakan bahasa asing yang tidak kita mengerti akan kurang bermanfaat, seperti ingin faham dari ucapan orang bisu atau ingin bangun dengan jam dering tak aktif. Pelafadhan niat dengan bahasa yang kita mengerti lebih membantu hati, dan hal ini tidak membahayakan ibadah kita karena bukan termasuk rukun ibadah.

Allah telah memerintahkan untuk membantu dalam hal kebaikan dan menjauh dari hal kejelekan serta akan diberikan pahala karenanya, maka bagaimanakah pengucapan lafadh niat kita untuk membantu hati agar dapat niat dengan benar dan baik serta menjauhkan kita dari ketidaksahannya ibadah yang dilakukan?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel