nemu file di warnet
Patok duga (benchmarking)
A. Definisi Patok Duga
Patok duga (benchmarking) muncul pada awal 1980, tetapi baru tahun 1990 mulai popular sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Patok duga merupakan suatu proses belajar secara sistematika dan terus menerus untuk menganalisis tata kerja terbaik untuk menciptakan dan mencapai tujuan dengan prestasi kelas dunia, dengan membandingkan setiap bagian dari suatu perusahaan dengan perusahaan pesaing yang paling unggul dalam kelas dunia. Dari defenisi patok duga tersebut ada empat factor kunci yang akan dijelaskan lebih Lanjut yaitu :
1. Proses yang Berkesinambungan
Patok duga adalah perbaikan diri sendiri (self improvement) dan proses manajemen yang harus berkesinambungan agar makin efektif. Patok duga merupakan proses belajar secara sistematis dan terus menerus, karena praktek-praktek industry secara konstan berubah. Pemimpin industri secara konstan menjadi lebih kuat. Hanya perusahaan-perusahaan yang mengejar patok duga secara disiplin yang akan berhasil mencapai kinerja terbaik
.
2. Pengukuran
Pengukuran dapat diselesaikan dengan dua cara. Praktek-praktek internal dan eksternal dapat dibandingkan dan suatu pernyataan perbedaan yang signifikan dapat didokumentasikan. Praktek-praktek dapat dikuantifikasikan untuk menunjukkan suatu pengukuran analitis dari cela antara praktek-praktek. Ia mengkuantifikasikan ukuran dari kesempatan. Matriks yang dihasilkan dari ukuran itu adalah yang mencakup hanya satu pemikiran, yang paling disukai oleh para manajer.
3. Produk, Jasa, dan Praktek
Patok duga dapat diterapkan pada semua praktek-praktek dan metode proses, yang mendukung produk dan jasa secara efektif agar memenuhi kepuasan pelanggan.
4. Perusahaan terkenal Sebagai Pemimpin Industri dunia
Patok duga harus diarahkan pada perusahaan-perusahaan dan fungsi-fungsi usaha yang diakui sebagai yang terbaik atau sebagai pemimpin industri terbaik, seperti bank untuk pemrosesan dokumen yang tanpa kesalahan. Contoh beberapa kandidat patok duga kelas dunia (world class benchmarking candidates) adalah Sony, Edison, MCI, dan lain-lain. Beberapa perusahaan terkenal yang termasyhur di Asiayang dipilih oleh Asian Institute of Management (AIM) adalah SIA, Ayala, Shell of Thailand, Cathay Pacific, Malaysia Airlines, dan Bank Niaga.
B. Pemikiran Perlunya Benchmarking (Patok Duga)
Dorongan untuk melakukan patok duga ditentukan oleh faktor pemenuhan kepuasan pelanggan yang sifatnya dinamis serta dapat meningkatkan daya saing dalam menghadap liberalisasi perdagangan dan globalisasi ekonomi.
Patok duga dimaksudkan untuk secara langsung meningkatkan efisiensi operasi dan strategi perusahaan. Konsep patok duga mengarah pada orientasi budaya menuju usaha belajar, peningkatan keterampilan karyawan, dan efisiensi yang pada gilirannya mengarah pada proses perbaikan berkelanjutan.
Menurut Karlof dan Ostblom (1993:80), konsep efisiensi yang ingin dicapai melalui patok duga mengandung 4 komponen dasar, yaitu kualitas, harga, volume produksi, dan biaya produksi.
Patok duga digunakan untuk menentukan proses yang akan diperrbaiki secara berkesinambungan, yang menawarkan jalan tercepat untuk mencapai perbaikan kinerja yang nyata.
Faktor –faktor yang dipertimbangkan untuk mendorong suatu perusahaan melakukan patok duga,adalah sebagai berikut :
1. Komitmen terhadap pelaksanaan manajemen mutu terpadu.
2. Fokus pada pelanggan.
3. Product to market time.
4. Waktu siklus manufaktur.
5. Laba.
Dengan melaksanakan patok duga, Roos (1994:141) mengemukakan manfaat-manfaat yang diperoleh berikut ini :
1. Perubahan Budaya Perusahaan
Patok duga memungkinkan perusahaan menetapkan target kinerja baru yang realistis yang akan meyakinkan setiap orang dalam organisasi mengenal kredibilitas target yang ingin dicapai.
2. Perbaikan Kinerja
Patok duga memungkinkan perusahaan mengetahui adanya kesenjangan-kesenjangan tertentu dalam kinerja dan proses yang akan diperbaiki. Hal ini bermanfaat bagi perancangan ulang produk untuk memenuhi atau melampaui harapan pelanggan
3. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia
Patok duga memberikan dasar pelatihan karyawan. Para karyawan menyadari adanya kesenjangan antara apa yang mereka kerjakan dan apa yang dikerjakan di perusahaan terbaik di kelasnya. Usaha mengurangi kesenjangan memerlukan keterlibatan karyawan dalam setiap pemecahan masalah dan perbaikan proses. Melalui keterlibatan tersebut, serta setiap karyawan mengalami peningkatan kemampuan dan keterampilan.
C. Jenis-Jenis Benchmarking (Patok Duga)
Pada dasarnya terdapat empat jenis patok duga yaitu :
1. Internal Benchmarking
Internal benchmarking merupakan investigasi patok duga yang paling mudah diterapkan yaitu dengan membandingkan operasi-operasi di antara fungsi-fungsi dalam organisasi itu sendiri. Dengan demikian Internal Benchmarking dapat dikatakan sebagai suatu paket upaya perbaikan terus-menerus untuk mengidentifikasi praktek bisnis terbaik yang ada dalam lingkungan perusahaan sendiri. Sebagai contoh, bila praktek bisnis di salah satu anak perusahaan atau unit bisnis setelah diteliti memiliki informasi yang terbaik, maka sifat-sifat tertentu yang unggul ini kemudian ditularkan kepada anak perusahaan yang lain atau unit bisnis lain yang berada dalam kelompok perusahaan yang sama.
2 Competitive Benchmarking
Competitive Benchmarking merupakan tingkatan yang lebih lanjut dari Internal Benchmarking. Competitive Benchmarking berfungsi untuk memposisikan produk perusahaan terhadap produk pesaing. Competitive Benchmarking diterapkan untuk menciptakan atau meningkatkan daya saing serta mampu memperbaiki posisi produk dalam pasar yang kompetitif. Melalui Competitive Benchmarking akan diperoleh informasi tentang performansi terbaik dari pesaing, dimana informasi ini dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk menciptakan produk yang lebih baik dari yang baik.
2. Fungsional Benchmarking
Fungsional Benchmarking merupakan jenis patok duga yang tidak harus membatasi pada perbandingan terhadap pesaing langsung. Fungsional Benchmarking dapat melakukan investigasi pada perusahaan-perusahaan yang unggul dalam industri yang tidak sejenis. Bagaimanapun relevansi dari perbandingan pada Fungsional Benchmarking perlu dipertahankan melalui pendefenisian karakteristik performansi yang harus serupa dengan fungsi-fungsi dari perusahaan.
4. Generic Benchmarking
Generic Benchmarking merupakan jenis patok duga dimana beberapa fungsi bisnis dan proses adalah sama tanpa memperdulikan ketidakserupaan atau ketidaksejenisan diantara industri-industri. Generic Benchmarking membutuhkan konseptualisasi yang komperhensi, serta merupakan jenis patok duga yang paling sulit. Generic Benchmarking merupakan perluasan dari Fungsional Benchmarking.