toko kelontong bertahan atas gempuran mall modern

Di tengah perkembangan teknologi yang semakin masif, keberadaan warung kelontong di pinggir jalan masih eksis hingga saat ini. Keberadaannya saat ini emang masih dibutuhkan oleh banyak orang meskipun kehadiran supermarket kini tengah menjamur. 


Khawatir keberadaan toko kelontong bakalan tergusur dan punah. Mengingat untung yang  mereka dapatkan gak besar-besar amat ditambah jumlah pembeli kian lama makin menyusut. 


Kalau kondisi ini terus terjadi dagangan mereka bakal basi, terus gak ada modal untuk beli belanjaan deh. Itu adalah skenario terburuknya yang bisa menimpa toko kelontong. 


Tapi hal tersebut bisa saja terjadi dengan nyata, mengingat berbelanja di supermarket menawarkan beragam keunggulan. Mulai dari kebersihan, kenyamanan, dan harga yang lebih murah semua ada di sana. 


Mungkin orang-orang bakal rela berjalan kaki lebih jauh ke supermarket buat membeli minuman dingin ketimbang beli di kelontong. 


Oleh karena itu ada beberapa strategi yang harus diterapkan oleh pemilik warung kelontong di tengah era supermarket ini, apa aja ya?


1. Perbanyak produk yang dijual 


Perbanyak item jualan bisa menjamin toko kelontong bertahan di tengah gempuran supermarket, (Ilustrasi/Shutterstock).

Yang paling utama adalah toko kelontong kudu menjual produk yang lebih beragam dan banyak jenisnya. Tujuannya tentu aja buat memberikan lebih banyak pilihan ke pembeli. 


Sediakan sebanyak mungkin kalau perlu hampir menyamai dengan supermarket, tapi versi mini. Secara kuantitas jenisnya, mungkin kelontong bisa menyamai supermarket. Buat urusan kuantitas keseluruhan produknya mungkin yang agak sulit, mengingat ukuran kelontong yang ala kadarnya. 


Kamu bisa memperbanyak pilihan di minuman dingin dan jajanan-jajanan ringan. Hal seperti itulah yang paling dicari pembeli. 


Selain itu, sediakan juga sembako yang bisa dibeli secara eceran, misal beras, gula, dan lain-lain. Inilah yang menjadi unggulan dari toko kelontong pinggir jalan, bisa diecer! 


2. Hiasi warung semenarik mungkin 


Menghiasi toko kelontong dengan grafiti atau sejenisnya bisa menarik banyak pembeli, (Ilustrasi/Shutterstock).

Semua sepakat kalau penampilan yang unik dan menarik bisa mengundang rasa penasaran. Nah, cara ini bisa juga diterapkan ke warung kelontong. Coba aja hiasi warung dengan cat yang menarik mata atau kalau perlu digambar mural. 


Dijamin deh orang-orang bakal penasaran dan menghampiri warung tersebut. Pas udah nyamperin, belanja deh! Sebisa mungkin membuat ciri khas warung yang beda dari warung-warung lainnya.


3. Jadikan tempat bersosialisasi 


Toko kelontong bisa dijadikan tempat bersosialisasi agar pembeli tetap ramai, (Ilustrasi/Shutterstock).

Toko kelontong juga identik sebagai tempat nongkrong. Entah itu buat anak sekolah maupun warga sekitar. Kegiatan bersosialisasi itu ternyata membantu banget buat mempertahankan eksistensi. 


Buat menarik para anak tongkrongan mudah banget, sediakan kursi yang nyaman dan juga produk-produk bisa langsung disantap. Misalnya, menjual mie goreng, sosis goreng, atau minuman dingin lainnya. Biar mereka pada betah nongkrong berlama-lama. 


4. Jaga kepercayaan pembeli 


Jaga kepercayaan pembeli itu sangat penting lho agar usaha ini tetap diminati oleh pelanggan, (Ilustrasi/Shutterstock).

Meski keuntungan yang didapatkan dari warung kelontong gak begitu banyak, seorang penjual tetap harus menjaga kepercayaan para pembelinya. Salah satu caranya adalah dengan tetap selalu bersikap ramah ke siapapun. 


Selain itu, pemberian diskon kecil-kecilan juga bisa meningkatkan loyalitas pelanggan. Misalnya, beli minuman bonus satu snack ringan murah. 


Sebisa mungkin diskon tersebut diatur tanpa membuat rugi pemilik warung. Dengan empat cara singkat itu, dijamin warung kelontong bakalan tetap eksis meski di tengah himpitan keberadaan supermarket. 


Sebenarnya, warung kecil di pinggiran jalan ini gak perlu khawatir kehilangan pelanggan, karena mereka sudah memiliki pasarnya sendiri yang jelas-jelas berbeda dengan supermarket.


Biasanya orang membeli di warung kelontong biasanya pengin belanja dalam jumlah kecil. Tetapi kalau mereka ingin beli dalam jumlah besar, misalnya buat kebutuhan bulanan, pasti larinya ke supermarket. (Editor: Mahardian Prawira Bhisma)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel