Pengamen

b. Motif Pengamen
Ada 3 kategori yang dapat mengelompokkan mereka berdasarkan motif:
1. Pengamen profesi
Pengamen Profesi adalah mereka yang seutuhnya menggantungkan hidup dari kegiatan mengamen. Motif mengamen timbul sebagai jalan hidup atau bahkan ‘cita-cita’ (dalam tanda kutip). Pembawaan mereka tampak dalam keseharian mereka yang tergabung dalam komunitas, yang entah komunitas bernama atau tak bernama. Mereka berlatih bersama, saling bertukar ilmu, saling membagi pengalaman, juga berdiskusi. Hal lain tampak dalam penampilan mereka saat ‘pentas’. Mereka selalu mengedepankan kualitas dan mengikuti perkembangan tren musik. Tujuan mereka satu, menghibur orang untuk mendapatkan uang receh. Maka tak jarang banyak ditemui ‘pengamen legendaris’ yang sudah berusia lanjut.
2. Pengamen Kecelakaan
Pengamen Kecelakaan adalah mereka yang bertahan hidup dari mengamen tapi tidak sepenuhnya. Motif mengamen timbul sebagai bentuk ketidak sengajaan. Mengamen timbul akibat tuntutan. Tuntutan itu bisa datang dari kondisi ekonomi, menunggu mendapatkan pekerjaan, ataupun paksaan dari pihak lain, misalnya anak kecil yang dipelihara ‘bos gembel’ (istilah untuk pemimpin/bos kaum jalanan) untuk mengamen, dan menyetor hasil ngamennya. Pembawaan mereka tampak dalam penampilan yang ala kadarnya dan serba tertekan. Tujuan mereka mengamen hanya untuk bertahan hidup, dan demi melayani ‘bos’ mereka.
3. Pengamen Dadakan
Sedangkan Pengamen Dadakan adalah mereka yang melaukan aktivitas mengamen bukan sebagai sandaran hidup untuk mencari makan. Motif mengamen timbul sebagai bentuk kreatif, iseng, atau desakan kebutuhan akan uang yang mendadak. Mereka biasanya hadir secara kelompok atau teman sepermainan. Tujuan mereka ada yang sedang mencari dana untuk membiayai kegiatan atau proyek mereka, ada yang iseng mengisi waktu luang, ada yang sekedar uji nyali, atau untuk patungan beli ‘obat’. (baca: narkoba). Pembawaan mereka agak sulit dikenali. Ada yang mengamen dengan kualitas baik, ataupun sebaliknya.
Desakan mengamen hanya dua, motif ekonomi dan budaya. Dalam hal ekonomi sudah jelas posisi pemerintah dan pemegang sektor modal yang dipertanyakan. Dalam hal kebudayaan, kalau profesi mengamen dapat dipelihara dengan baik oleh kelembagaaan, dapat memperkaya kazanah budaya bangsa Indonesia. Bahkan di negara maju sekalipun seperti Jerman dan Austria, pengamen selalu hadir dalam kehidupan masyarakatnya sebagai bagian dari budaya.

c. Macam-macam pengamen
Berikut ini adalah macam-macam atau jenis-jenis pengamen :
1. Pengamen Baik
Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan musikalitas yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para pendengar pun merasa terhibur dengan pengamen yang baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini pun sopan dan tidak memaksa dalam meminta uang.
2. Pengamen Tidak Baik
Pengamen yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang permainan musiknya tidak enak di dengar oleh para pendengarnya. Namun pengamen ini umumnya sopan dan tidak memaksa para pendengar untuk memberikan sejumlah uang. Tetapi ada juga yang menyindir atau mengeluh langsung ke pendengarnya jika tidak mendapatkan uang seperti yang diharapkan.
3. Pengamen Pengemis
Pengamen ini tidak memiliki musikalitas sama sekali dan permainan musik maupun ia ngawur seenaknya sendiri. Setelah mengamen mereka tetap menarik uang receh dari para pendengarnya. Dibanding mengamen mereka lebih mirip pengemis karena hanya bermodal dengkul dan nekat saja dalam mengamen serta hanya berbekal belas kasihan orang lain dalam mencari uang.
4. Pengamen Pemalak (Penebar Teror)
Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan teror kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih memberikan uang receh dari pada mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut. Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang hanya membacakan puisi-puisi yang menebarias dengan pembawaan yang meneror kepada para pendengar. Pengamen jenis ini biasanya akan memaksa minta diberi uang dari tiap pendengar dengan modal teror.
5. Pengemen Penjahat
Pengamen yang penjahat adalah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga melakukan tindakan kejahatan seperti sambil mencopet, sambil nodong, menganiaya orang lain, melecehkan orang lain, dan lain sebagainya.
6. Pengamen Cilik (Anak-anak)
Pengamen jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang sangat tidak enak untuk didengar. Yang tidak enak didengar inilah yang lebih condong mengemis daripada mengamen. Akan tetapi bagaimanapun juga mereka hanya anak-anak bocah cilik yang menjadi korban situasi dari orang-orang jahat dan tidak kreatif di sekitarnya. Pengamen anak ini bisa dipaksa menjadi pengamen oleh orang tua, oleh preman, dsb namun juga ada yang atas kemauan sendiri dengan berbagai motif. Sebaiknya jangan diberi uang agar tidak ada anak-anak yang menjadi pengamen. Mereka seharusnya tidak berada di jalanan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel