penguatan
Memberi penguatan adalah respon yang diberikan oleh guru terhadap perilaku positif siswa yang dapat mendorong kemungkinan berulangnya kembali perilaku tersebut.
Penguatan diberikan dengan tujuan:
• meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
• mengontrol dan memotivasi perilaku yang negatif
• menumbuhkan rasa percaya diri
• memelihara iklim kelas yang kondusif
Penguatan dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Secara umum, penguatan dapat dikategorikan dalam dua macam bentuk:
• Penguatan verbal
- Kata-kata: Ya, tepat, benar, betul, bagus, waw, ok.
- Kalimat : “Jawaban yang bagus", “Pekerjaanmu sudah benar", “Hari ini pekerjaanmu semakin sistematis", “Terima kasih sudah berani mencoba", “Saya yakin, kamu bisa“, “Alhamdulillah ternyata kelas kita semakin aktif".
• Penguatan non-verbal
- Ekspresi wajah, kontak mata, gerakan tubuh, intonasi suara
misalnya: - mengangguk, tersenyum, mengacungkan ibu jari, hemmmm, membuka mata lebar-lebar.
- Mendekati siswa
Saat mengerjakan tugas, guru berjalan mendekati siswa dan berdiri di samping siswa sambil mengarahkan.
- Menyentuh siswa
misalnya: dengan menepuk bahu siswa, mengusap rambut atau menyalami.
- Memberi kegiatan menyenangkan
Misalnya: siswa hafal surat-surat pendek akan menjadi pemimpin tampil di panggung. Siswa yang tulisannya bagus diikutkan lomba kaligrafi. Jika nilai ulangan siawa di atas 6, maka akan belajar di luar ruangan.
- Memberi simbol
Misalnya: siswa yang mampu melakukan perintah guru atau mengerjakan soal diberi tanda bintang atau tanda wajah senyum.
- Penguatan tak penuh
Bila siswa menjawab pertanyaan / sudah melakukan perintah guru, namun belum sempurna, maka guru harus tetap menghargai dan menyampaikan bahwa jawabannya masih kurang sempurna. Misalnya dengan mengatakan: “terima kasih sudah mencoba, namun perlu dilengkapi”, “ya, jawaban yang cukup baik, masih ada kesempatan untuk memperbaiki”.
Prinsip-prinsip pemberian penguatan antara lain:
• Kehangatan dan antusias
Penguatan diberikan dengan ekspresi, gerak-gerik, nada suara, dan sosok tubuh yang antusias dan dalam suasana yang hangat. Hindari memberi penguatan sambil duduk di kursi guru dan sambil agak marah.
• Kebermaknaan
Penguatan diberikan pada perilaku positif atau jawaban maupun tindakan yang benar. Jika jawaban siswa salah dan guru memberi penguatan, maka akan membuat siswa diejek teman sekelas. Penguatan juga jangan terlalu diobral pada hal-hal yang remeh atau terlalu gampang.
• Hindari respon negatif
Jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, maka guru jangan langsung menyalahkan, menghina, mengejek atau nada lain yang mematahkan semangat siswa, misalnya: “masak, pertanyaan mudah gitu tidak bisa jawab”, “tumben kamu bisa”, mimpi apa kamu kok hari ini aktif”, kamu kok bisa nyontek yaa”.
• Penguatan harus bervariasi
Jangan melakukan penguatan dengan kalimat dan kata yang sama berulang-ulang, karena akan membuat siswa bosan dan kurang memotivasi.
• Sasaran penguatan harus jelas
Berikan penguatan dengan bahasa yang jelas dan tampakkan kegiatan apa yang diberi penguatan. Kata “bagus, ya, tepat” bisa dilengkapi dengan kalimat yang jelas, misalnya: “bagus, jawaban kamu sudah sistematis”, “tepat sekali, argumenmu cukup dalam”, “terima kasih sudah mau mencoba”.
• Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul.
Penguatan diberikan dengan tujuan:
• meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
• mengontrol dan memotivasi perilaku yang negatif
• menumbuhkan rasa percaya diri
• memelihara iklim kelas yang kondusif
Penguatan dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Secara umum, penguatan dapat dikategorikan dalam dua macam bentuk:
• Penguatan verbal
- Kata-kata: Ya, tepat, benar, betul, bagus, waw, ok.
- Kalimat : “Jawaban yang bagus", “Pekerjaanmu sudah benar", “Hari ini pekerjaanmu semakin sistematis", “Terima kasih sudah berani mencoba", “Saya yakin, kamu bisa“, “Alhamdulillah ternyata kelas kita semakin aktif".
• Penguatan non-verbal
- Ekspresi wajah, kontak mata, gerakan tubuh, intonasi suara
misalnya: - mengangguk, tersenyum, mengacungkan ibu jari, hemmmm, membuka mata lebar-lebar.
- Mendekati siswa
Saat mengerjakan tugas, guru berjalan mendekati siswa dan berdiri di samping siswa sambil mengarahkan.
- Menyentuh siswa
misalnya: dengan menepuk bahu siswa, mengusap rambut atau menyalami.
- Memberi kegiatan menyenangkan
Misalnya: siswa hafal surat-surat pendek akan menjadi pemimpin tampil di panggung. Siswa yang tulisannya bagus diikutkan lomba kaligrafi. Jika nilai ulangan siawa di atas 6, maka akan belajar di luar ruangan.
- Memberi simbol
Misalnya: siswa yang mampu melakukan perintah guru atau mengerjakan soal diberi tanda bintang atau tanda wajah senyum.
- Penguatan tak penuh
Bila siswa menjawab pertanyaan / sudah melakukan perintah guru, namun belum sempurna, maka guru harus tetap menghargai dan menyampaikan bahwa jawabannya masih kurang sempurna. Misalnya dengan mengatakan: “terima kasih sudah mencoba, namun perlu dilengkapi”, “ya, jawaban yang cukup baik, masih ada kesempatan untuk memperbaiki”.
Prinsip-prinsip pemberian penguatan antara lain:
• Kehangatan dan antusias
Penguatan diberikan dengan ekspresi, gerak-gerik, nada suara, dan sosok tubuh yang antusias dan dalam suasana yang hangat. Hindari memberi penguatan sambil duduk di kursi guru dan sambil agak marah.
• Kebermaknaan
Penguatan diberikan pada perilaku positif atau jawaban maupun tindakan yang benar. Jika jawaban siswa salah dan guru memberi penguatan, maka akan membuat siswa diejek teman sekelas. Penguatan juga jangan terlalu diobral pada hal-hal yang remeh atau terlalu gampang.
• Hindari respon negatif
Jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, maka guru jangan langsung menyalahkan, menghina, mengejek atau nada lain yang mematahkan semangat siswa, misalnya: “masak, pertanyaan mudah gitu tidak bisa jawab”, “tumben kamu bisa”, mimpi apa kamu kok hari ini aktif”, kamu kok bisa nyontek yaa”.
• Penguatan harus bervariasi
Jangan melakukan penguatan dengan kalimat dan kata yang sama berulang-ulang, karena akan membuat siswa bosan dan kurang memotivasi.
• Sasaran penguatan harus jelas
Berikan penguatan dengan bahasa yang jelas dan tampakkan kegiatan apa yang diberi penguatan. Kata “bagus, ya, tepat” bisa dilengkapi dengan kalimat yang jelas, misalnya: “bagus, jawaban kamu sudah sistematis”, “tepat sekali, argumenmu cukup dalam”, “terima kasih sudah mau mencoba”.
• Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul.