biografi
Kata biografi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, bios yang artinya hidup dan
graphos yang artinya tulisan. Pengertiannya adalah kisah hidup seseorang yang dituliskan
biasanya dalam bentuk buku atau essay, atau dalam bentuk lain, seperti film.
Kisah hidup ini dituliskan bukan oleh orang yang menjalani melainkan oleh orang lain selain
dirinya. Adapun kisah hidup yang ditulis oleh orang yang menjalaninya disebut autobiografi,
berasal dari bahasa Yunani auto yang artinya self atau diri sendiri.
Biografi meliputi cerita runtutan kisah hidup seseorang yang berjenis tulisan non fiksi, atau
bisa juga diselipkan sesuatu yang fiksi untuk menggambarkan kehidupan seseorang.
2.1.1. Elemen dalam Buku biografi
Pada dasarnya, buku biografi berisi cerita perjalanan hidup seseorang yang ditulis seperti
novel. Maka, elemen-elemen didalamnya bisa dikatakan serupa dengan novel, elemen-
elemen dalam novel pada umumnya antara lain:
a. Plot
Plot adalah “Peristiwa-peristiwa naratif yang saling berkaitan” (E.M. Foster). Dari
pernyataan di atas plot dapat diidentifikasikan sebagai rangkaian atau kumpulan
kejadian yang saling terkait satu sama lainnya, bukan hanya adegan sekuen per episode
yang tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya.
Beberapa tipe plot adalah :
1. Plot berepisode (episode plots)
Plot ini memiliki setiap episode yang berbeda di setiap serinya, namun masing-
masing episode memiliki keterkaitan dari episode lainnya. Hanya saja, pada
tipe plot ini, tiap episode dapat dibaca secara terpisah, tidak harus mengikuti
episode-episode yang lain. Contoh novel yang menerapkan plot ini adalah: The
Chronicles of Narnia (C.S. Lewis)
2. Plot Kompleks (complex plots)
Tipe plot ini memiliki alur cerita yang rumit dan beragam, banyak percabangan
cerita, tiap episode dibangun memiliki keterkaitan erat dan cerita utama akan
semakin berkembang di setiap episode. Contoh novel yang menerapkan plot ini
adalah: Novel Trilogi The Lord of the Rings (J.R.R. Tolkien)
3. Plot yang terfokus pada karakter (plot focusing on character)
Cerita yang dihadirkan plot ini selalu terfokus pada satu tokoh, dimana
pembaca akan lebih diposisikan sebagai sang tokoh, merasakan apa yang
dirasakan, daripada kisah dan aksi-aksi dalam cerita sehingga ikatan emosional
menjadi hal yang utama. Contoh novel yang menerapkan plot ini: The Vampire
L’estat (Anne Rice)
4. Plot eksperimental
Plot ini digunakan oleh penulis yang mencoba membuat sesuatu yang tidak
umum, dengan menginterupsi cerita utama dengan plot lain, atau mengacak
urutan waktu atau memadukan antara fakta dan fiksi. Contoh novel yang
menerapkan plot ini adalah Saman (Ayu Utami).
b. Karakter
Karakter merupakan pemeran dan pelaku dalam sebuah cerita, baik itu secara fiksi
maupun secara fakta.
c. Konflik
Konflik adalah keadaan dimana ada sesuatu masalah yang harus dipecahkan dan
diselesaikan, konflik merupakan suatu bagian penting dalam penceritaan novel,
sebab melalui konfliklah jalan cerita mengalami pasang surut. Pemaparan konflik
yang baik adalah dimana pembaca dapat merasakan serta terlarut dalam situasi
serta emosi yang dihadirkan dalam suatu cerita.
d. Setting
Setting adalah wadah atau tempat dimana cerita itu berlangsung, setting meliputi
sebuah wilayah dan sebuah timeline. Untuk sebuah setting wilayah, biasanya akan
menggunakan tempat-tempat yang dapat diimajinasikan oleh manusia seperti
gurun, hutan, padang rumput dan banyak lagi. Sedangkan untuk setting budaya,
dapat dipaparkan dengan setting kota, wilayah serta bangunan.
e. Tema
Tema adalah bagian paling penting dalam penceritaan, sebuah dasar serta tujuan
yang ingin dicapai, sebuah komunikasi yang ingin disampaikan. Tema dari sebuah
novel jauh lebih utama dibandingkan dengan subjek yang ditujunya. Karena melalui
tema inilah, karakter, setting dan berbagai rangkaian plot dalam sebuah cerita.
f.
Teknik Penulisan
Teknik penulisan merupakan bagian dari identitas sang penulis, dalam hal ini,
teknik penulisan banyak jenis dan ragamnya, namun juka diklasifikasikan ada
beberapa kecenderungan penulis dalam menceritakan karyanya, kecenderungan itu
dapat dipaparkan dalam beberapa kajian utama, yaitu:
1. Sudut pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah perspektif atau cara pandang dimana pembaca
diposisikan. Dalam hal ini, sudut pandang sangat mempengeruh
jalannya cerita, jadi penulis harus terlebih dahulu menentukan, sudut
pandang apakah yang paling baik dalam memaparkan ceritanya.
Adapun tiga tipe utama dalam pengelompokkan sudut pandang:
1. Sudut pandang orang pertama.
2. Sudut pandang umum.
3. Sudut pandang orang ketiga,
2. Gaya
Gaya adalah teknik penggabungan kata, kalimat dan prase ke dalam
sebuah paragraf, Dalam hal ini, identitas dan idealisme dari penulis
akan terlihat jelas dalam gaya penulisan, sebab, kemampuan seseorang
dalam mencari dan menggabungkan kata-kata adalah sebuah
kemampuan individu yang khas dari setiap orang.
3. Simbolisme
Pada umumnya, novel memiliki dua tingkatan penceritaan. Tingkatan
pertama adalah plot cerita yang tertulis, dan tingkatan kedua adalah
sesuatu yang diungkapkan secara simbolik, dimana dalam tingkatan ini,
banyak diintepretasikan beragam objek, ide, dan emosi yang harus
didentifikasikan lebih lanjut.
graphos yang artinya tulisan. Pengertiannya adalah kisah hidup seseorang yang dituliskan
biasanya dalam bentuk buku atau essay, atau dalam bentuk lain, seperti film.
Kisah hidup ini dituliskan bukan oleh orang yang menjalani melainkan oleh orang lain selain
dirinya. Adapun kisah hidup yang ditulis oleh orang yang menjalaninya disebut autobiografi,
berasal dari bahasa Yunani auto yang artinya self atau diri sendiri.
Biografi meliputi cerita runtutan kisah hidup seseorang yang berjenis tulisan non fiksi, atau
bisa juga diselipkan sesuatu yang fiksi untuk menggambarkan kehidupan seseorang.
2.1.1. Elemen dalam Buku biografi
Pada dasarnya, buku biografi berisi cerita perjalanan hidup seseorang yang ditulis seperti
novel. Maka, elemen-elemen didalamnya bisa dikatakan serupa dengan novel, elemen-
elemen dalam novel pada umumnya antara lain:
a. Plot
Plot adalah “Peristiwa-peristiwa naratif yang saling berkaitan” (E.M. Foster). Dari
pernyataan di atas plot dapat diidentifikasikan sebagai rangkaian atau kumpulan
kejadian yang saling terkait satu sama lainnya, bukan hanya adegan sekuen per episode
yang tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya.
Beberapa tipe plot adalah :
1. Plot berepisode (episode plots)
Plot ini memiliki setiap episode yang berbeda di setiap serinya, namun masing-
masing episode memiliki keterkaitan dari episode lainnya. Hanya saja, pada
tipe plot ini, tiap episode dapat dibaca secara terpisah, tidak harus mengikuti
episode-episode yang lain. Contoh novel yang menerapkan plot ini adalah: The
Chronicles of Narnia (C.S. Lewis)
2. Plot Kompleks (complex plots)
Tipe plot ini memiliki alur cerita yang rumit dan beragam, banyak percabangan
cerita, tiap episode dibangun memiliki keterkaitan erat dan cerita utama akan
semakin berkembang di setiap episode. Contoh novel yang menerapkan plot ini
adalah: Novel Trilogi The Lord of the Rings (J.R.R. Tolkien)
3. Plot yang terfokus pada karakter (plot focusing on character)
Cerita yang dihadirkan plot ini selalu terfokus pada satu tokoh, dimana
pembaca akan lebih diposisikan sebagai sang tokoh, merasakan apa yang
dirasakan, daripada kisah dan aksi-aksi dalam cerita sehingga ikatan emosional
menjadi hal yang utama. Contoh novel yang menerapkan plot ini: The Vampire
L’estat (Anne Rice)
4. Plot eksperimental
Plot ini digunakan oleh penulis yang mencoba membuat sesuatu yang tidak
umum, dengan menginterupsi cerita utama dengan plot lain, atau mengacak
urutan waktu atau memadukan antara fakta dan fiksi. Contoh novel yang
menerapkan plot ini adalah Saman (Ayu Utami).
b. Karakter
Karakter merupakan pemeran dan pelaku dalam sebuah cerita, baik itu secara fiksi
maupun secara fakta.
c. Konflik
Konflik adalah keadaan dimana ada sesuatu masalah yang harus dipecahkan dan
diselesaikan, konflik merupakan suatu bagian penting dalam penceritaan novel,
sebab melalui konfliklah jalan cerita mengalami pasang surut. Pemaparan konflik
yang baik adalah dimana pembaca dapat merasakan serta terlarut dalam situasi
serta emosi yang dihadirkan dalam suatu cerita.
d. Setting
Setting adalah wadah atau tempat dimana cerita itu berlangsung, setting meliputi
sebuah wilayah dan sebuah timeline. Untuk sebuah setting wilayah, biasanya akan
menggunakan tempat-tempat yang dapat diimajinasikan oleh manusia seperti
gurun, hutan, padang rumput dan banyak lagi. Sedangkan untuk setting budaya,
dapat dipaparkan dengan setting kota, wilayah serta bangunan.
e. Tema
Tema adalah bagian paling penting dalam penceritaan, sebuah dasar serta tujuan
yang ingin dicapai, sebuah komunikasi yang ingin disampaikan. Tema dari sebuah
novel jauh lebih utama dibandingkan dengan subjek yang ditujunya. Karena melalui
tema inilah, karakter, setting dan berbagai rangkaian plot dalam sebuah cerita.
f.
Teknik Penulisan
Teknik penulisan merupakan bagian dari identitas sang penulis, dalam hal ini,
teknik penulisan banyak jenis dan ragamnya, namun juka diklasifikasikan ada
beberapa kecenderungan penulis dalam menceritakan karyanya, kecenderungan itu
dapat dipaparkan dalam beberapa kajian utama, yaitu:
1. Sudut pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah perspektif atau cara pandang dimana pembaca
diposisikan. Dalam hal ini, sudut pandang sangat mempengeruh
jalannya cerita, jadi penulis harus terlebih dahulu menentukan, sudut
pandang apakah yang paling baik dalam memaparkan ceritanya.
Adapun tiga tipe utama dalam pengelompokkan sudut pandang:
1. Sudut pandang orang pertama.
2. Sudut pandang umum.
3. Sudut pandang orang ketiga,
2. Gaya
Gaya adalah teknik penggabungan kata, kalimat dan prase ke dalam
sebuah paragraf, Dalam hal ini, identitas dan idealisme dari penulis
akan terlihat jelas dalam gaya penulisan, sebab, kemampuan seseorang
dalam mencari dan menggabungkan kata-kata adalah sebuah
kemampuan individu yang khas dari setiap orang.
3. Simbolisme
Pada umumnya, novel memiliki dua tingkatan penceritaan. Tingkatan
pertama adalah plot cerita yang tertulis, dan tingkatan kedua adalah
sesuatu yang diungkapkan secara simbolik, dimana dalam tingkatan ini,
banyak diintepretasikan beragam objek, ide, dan emosi yang harus
didentifikasikan lebih lanjut.