Pendidikan Islam

Para ahli pendidikan menemui kesulitan dalam merumuskan definisi pendidikan. Kesulitan ini antara lain disebabkan oleh banyaknya jenis kegiatan serta aspek kepribadian yang dibina dalam kegiatan itu, masing-masing kegiatan tersebut dapat disebut pendidikan. Dengan perkataan lain kesulitan itu disebutkan oleh banyaknya jenis kegiatan dan luasnya aspek kepribadian yang harus dibina oleh pendidikan.(Ahmad Tafsir :1990:5)
Rupert C.Lodge dalam Philosophy of Education (1974:23) menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Anak mendidik orang tuanya, murid mendidik gurunya, anjing mendidik tuannya. Semua yang kita sebut atau kita lakukan dapat disebut mendidik kita, begitu juga dikatakan dan dilakukan oleh selain kita dapat disebut mendidik kita. Dalam pengertian yang luas ini kehidupan adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan itu. (Ahmad Tafsir :1990:5)
Memahami pendidikan Islam berarti kita harus menganalisis secara pedagogis suatu aspek utama dari sisi agama yang diturunkan kepada manusia. Oleh karena itu Islam sebagai petunjuk Ilahi mengandung implikasi pendidikan (paedagogis) yang mampu membimbing dan mengarahkan menjadi muslim, mukmin dan muhsin tahap demi tahap.
Bila ingin kita mengetahui pengertian pendidikan Islam, maka kita akan melihat kepada kata Arab, karena ajaran Islam secara menyeluruh diturunkan dalam bentuk bahasa Arab. Dalam bahasa Arab ada beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pengertian pendidikan Islam.
Istilah yang biasa dipergunakan itu adalah kata tarbiyah. Kata ini sering digunakan oleh para ahli pendidikan Islam untuk menerjemahkan kata pendidikan dalam bahasa Indonesia . Sebuah karangan Muhammmad Athiyah al-Abrasyi yang berjudul al-Tarbiyah al-Islamiyah misalnya, diterjemahakan ke dalam bahasa Indonesia oleh Prof. H. Bustami A.Ghani (pakar di bidang bahasa Arab dari Indonesia) dan Johar Bahri menjadi Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Demikian pula buku yang berjudul Min al-Ushul al-Tarbawiyah Fi-al-Islam, karangan Abdul Fattah Jalal, diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Dasar-dasar Pendidikan Islam.( Abuddin Nata :2005:5 )
Selain kata tarbiyah terdapat pula kata ta’lim. Kata ini oleh para penerjemah sering diartikan pengajaran. Dalam pengertian ini Jusuf A. Faisal, pakar dalam bidang pendidikan mengatakan bahwa pengertian pendidikan Islam dari sudut etimologi (ilmu akar kata) sering digunakan istilah ta’lim dan tarbiyah berasal dari kata allama dan rabba yang dipergunakan dalam Al-Qur’an sekalipun kata tarbiyah lebih luas konotasinya, yaitu mengandung memelihara, membesarkan dan mendidik sekaligus mengandung makna mengajar (allama). Selanjutnya Faisal mengutip pendapat Naquib Al attas dalam bukunya yang berjudul Islam and Secularisme sebagaimana tersebut diatas terdapat pula kata ta’dib yang ada hubungannya dengan kata adab yang berarti sopan santun. (Abuddin Nata :2005:6)
Selanjutnya bagaimanakah penjelasan yang diberikan Al-Qur’an terhadap ketiga kata tersebut? Untuk ini Muhammad Fuad Abd al-Baqi dalam bukunya al-Mu’jam al-Mufahrasli Alfadz al-Qur’an al-Karim telah menginformasikan bahwa didalam Al-Qur’an kata tarbiyah dengan berbagai kata yang serumpun dengannya diulang sebanyak 872 kali. (Abuddin Nata : 2005:6)
Kata tersebut berakar pada kata rabb. Kata ini sebagaimana dijelaskan oleh la Raghib al-Asfahany, pada mulanya berarti al-Tarbiyah yaitu insya’ al-syai’ halan ila halin ila had tamam yang artinya mengembangkan atau menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap sampai pada batas yang sempurna. Kata tersebut selanjutnya digunakan oleh Al-Qur’an untuk berbagai hal ini antara lain digunakan untuk menerangkan salah satu sifat atau perbuatan Tuhan, yaitu rabb al-‘alamin yang diartikan Pemelihara, Pendidik, Penjaga, Penguasa dan penjaga sekalian alam. (Abuddin Nata : 2005:6 )


Artinya : “ Segala puji bagi Allah, Tuhan (yang mendidik) semesta alam. (Depag RI. Al-Qur’an dan Terjamahan :1990:5:1:1)
Dan juga firman Allah yang berbunyi :




Artinya: “ Demi, Jika engkau memukulku dengan tanganmu, karena hendak membunuhku, niscaya aku tidak akan memukul engkau dengan tanganku hendak membunuhmu, sesungguhnya aku takut akan Allah, Tuhan semesta alam. (Al Qur’an Tarjamah.Al-Ma’arif :1989:102)

Beberapa ayat tersebut di atas menunjukkan dengan jelas, bahwa kata rabb sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an ternyata digunakan untuk menunjukkan obyek yang bermacam-macam, yang dalam hal ini meliputi benda-benda yang bersifat fisik dan non-fisik. Dengan demikian, pendidikan meliputi pemelihraan terhadap seluruh mahkluk Tuhan.
Juga kata tarbiyah dipergunakan untuk pendidikan. Seperti firman Allah dalam surat Isra’ yang berbunyi :



Artinya :“Hai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka mendidikku sewaktu kecil”. (Depag RI. Al-Qur’an Terjamahan: 1990:428:17:24)

Adapun mengenai kata ta’dib yang berakar pada kata addaba tidak dijumpai dalam Al-Quran. Kata tersebut dijumpai dalam hadist antara lain yang artinya: “Tuhanku telah mendidikku, dan telah membuat pendidikanku itu sebaik-baiknya.”(Hasan Langgulung : 1987:5)
Dalam pembahasan selanjutnya dijumpai perbedaan pendapat dikalangan para ahli mengenai pemakaian kata tersebut dalam hubungannya dengan pendidikan Abdurrahman Al-Nahlawi, misalnya lebih cenderung menggunakan kata tarbiyah untuk kata pendidikan.(Abuddin Nata : 2005:7)
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa kata tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu pertama dari kata rabba, yarbu yang berarti bertambah dan bertumbuh, karena pendidikan mengandung misi untuk menambah bekal pengetahuan kepada anak didik dan menumbuhkan potensi yang dimilikinya, kedua, dari kata rabiya, yarba yang berarti menjadi besar, karena pendidikannya juga mengandung arti untuk membesarkan jiwa dan memperluas wawasan seseorang, dan ketiga dari kata rabba yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara sebagaimana telah dijelaskan diatas.(Abuddin Nata : 2005:7)
Dari sini kemudian penulis mengambil beberapa kesimpulan pokok untuk memahamai makna pendidikan, sebagai berikut:
Pertama, pendidikan adalah proses yang mempunyai tujuan, sarana dan obyek.
Kedua, secara mutlak pendidikan yang sebenarnya hanyalah Allah, pencipta fitrah dan pemberi berbagai potensi dialah yang memberlakukan hukum dan tahapan perkembangan serta interaksinya, dan hukum-hukum untuk mewujudkan kesempurnaan, kebaikan serta kebahagiaan.
Ketiga, pendidikan menurut adanya langkah-langkah yang secara bertahap harus dilalui oleh berbagai kegiatan pendidikan dan pengajar, sesuai dengan urutan yang disusun secra sistematis. Anak didik melakukan kegiatan tersebut fase demi fase.
Keempat, kerja pendidikan harus mengikuti aturan penciptanya dan pengadaan yang dilakukan Allah sebagaimana harus mengikuti syara’ dan agama Allah.
Mengemukakan bahwa hakikat pendidikan Islam dalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya. (Arifin :1989:32)
Proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, asuhan) oleh obyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan lain-lain sebagainya).dan bahan ubahan materi tertentu pada jangka waktu tertentu dengan metode tertentu dan dengan alat kelengkapan yang ada kearah tercapainya pribadi tertentu disertai evaluasi dengan ajaran Islam.
Fadil Al-Jamali mengartikan pendidikan sebagai proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan dapat mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar).(Ahmad Tafsir :1990:6)
Muhammad Labib Al-Najihi (1997:13) memberi defibnisi pendidikan : “bukanlah ia fikiran mewah, juga bukan seperti anggapan sebagaian filosof sebagai usaha mencari kebenaran, terlepas dari budaya diamana ia berada, tetapi (pendidikan itu) adalah pernytaan sudut pandangan seorang atau lebih filosof terhadap peristiwa-peristiwa sosial, lembaga-lembaga , nilai-nilai dan sistem-sistem yang menguasai zamannya di atas mana budayanya berdiri. Adakah hasil pemikiran filsafat ini pembelaan terhadap budaya atau serangan terhadapnya, ataukah sintesis antara berbagai kepentingan atau maslahat, tetapi pada akhirnya adalah suatu pernyataan terhadap apa yang menguasai budaya itu dan pantulan terhadap berbagai pertarungan yang sedang bergejolak dalam budaya tersebut”. (Hasan Langgulung :1987:119)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Definisi ini mencakup kegiatan pendidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru (pendidik), pendidikan formal, maupun nonformal serta informal. Pendidikan dalam definisi ini adalah seluruh aspek kepribadian. ( Ahmad Tafsir 1990:6)
M. Yusuf Al-Qardhawi memberikan pengertian, bahwa: ”pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.”. (Azyumardi Azra : 2000:5)
Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu “proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat”. (Azyumardi Azra: 2000:5).
Endang Saifuddin Anshari memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai “Proses bimbingan (pimpinan, tuntutan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, instuisi dan sebagainya), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi-materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.(Azyumardi Azra : 2000:6)
Pendidikan Agama juga berarti : Usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.(Zuharini, abdul Gafur, Slamet As. Yusuf, 1978 : 28)
Dari beberapa definisi tersebut diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berdasarkan pada ajaran-ajaran Islam untuk menuju kearah terwujudnya suatu kepribadian utama yang menyeluruh, sehingga dengan pendidikan tersebut anak didik mampu menjalankan tugas kemanusiaannya dengan baik, sebagai hamba Allah, sebagai warga masyarakat, dan sebagai makhluk yang berhubungan dengan alam sekitarnya.
Adapun yang dimaksud dengan kepribadian yang utama dalam pembahasan ini adalah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki tanggung jawab dan tercermin dalam dirinya nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan melihat berbagai pendapat pakar pendidikan itu, maka ruang lingkup pendidikan ini tidak terbatas pada bidang yang diarahkan pada kehidupan duniawi semata, akan tetapi keduanya dipadukan secara integral, yaitu suatu kesatuan yang utuh dan bermakna bagi kehidupan manusia.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel