Offshore pipeline
Jaringan pipa pertama kali dibangun di amerika serikat pada tahun 1859 untuk menyalurkan minyak mentah. Hampir satu setengah abad berlalu, industri perminyakan telah membuktikan bahwa transportasi skala besar dengan jaringan pipa lebih ekonomis dibandingkan dengan kereta api, truk maupun kapal tanker. Kelebihan lainya, transportasi menggunakan jaringan pipa sifatnya continuous, otomatis dan mampu digunakan untuk berbagai macam kondisi lingkungan.
Pada permulaan tahun 1897, pencarian minyak mulai menuju ke daerah offshore karena kebutuhan yang semakin meningkat. Eksplorasi dan produksi minyak dimulai dari Summerland, California. Offshore pipeline yang pertama kemudian dibangun. Sejak itu, offshore pipeline menjadi transportasi yang efektif untuk fluida seperti minyak dan gas.
Offshore pipeline ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Flowlines yang mengalirkan minyak atau gas dari satellite subsea wells ke subsea manifolds.
Flowlines yang mengalirkan minyak atau gas dari subsea manifolds ke production facility platforms. Infield flowlines yang mengalirkan minyak atau gas diantara production facility platforms. Export pipelines yang mengalirkan minyak atau gas dari production facility platforms ke shore (darat).
Flowlines yang mengalirkan air atau bahan kimia dari production facility platforms, melewati subsea injection manifolds, untuk injection wellhead.
Selain seperti yang dijelaskan pada gambar 2.1 diatas, saat ini offshore pipeline juga digunakan untuk transportasi minyak atau gas antar pulau maupun antar negara. Hal ini mengingat sumber gas atau minyak yang ditemukan biasanya jauh dari pasar. Dengan adanya pipa tersebut maka kelebihan pasokan gas atau minyak bumi dari suatu pulau atau negara dapat dengan mudah didistribusikan ke pulau atau negara lain yang lebih memerlukan.
2.1.2
Desain Offshore Pipeline
Desain offshore pipeline biasanya dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu conceptual engineering, preliminary engineering, dan detail engineering. Selama conceptual engineering meliputi persoalan dari kemungkinan yang akan dikerjakan, batasan- batasan dari desain sistem dan konstruksi. Permasalahan yang utama dibahas dan
opsi-opsi yang tidak begitu penting dihilangkan. Selanjutnya mengidentifikasi informasi-informasi apa saja yang diperlukan untuk desain dan kontruksi yang akan datang. Hasil dari conceptual engineering ini berupa jadwal pembangunan dan estimasi kasar dari biaya yang dibutuhkan.
Pada saat preliminary engineering (persiapan) meliputi penentuan ukuran pipa dan jenisnya, mempersiapkan para ahlinya, dan menyediakan desain detail yang cukup untuk memesan pipa. Saat detail engineering, semua desain telah dilengkapi. Desain pipa yang lengkap biasanya telah memasukkan ukuran pipa (diameter dan ketebalan) dan juga pemilihan grade material berdasarkan analisis dari tegangan, gaya hidrodinamik, span, korosi, coating dan spesifikasi riser.
Pada permulaan tahun 1897, pencarian minyak mulai menuju ke daerah offshore karena kebutuhan yang semakin meningkat. Eksplorasi dan produksi minyak dimulai dari Summerland, California. Offshore pipeline yang pertama kemudian dibangun. Sejak itu, offshore pipeline menjadi transportasi yang efektif untuk fluida seperti minyak dan gas.
Offshore pipeline ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Flowlines yang mengalirkan minyak atau gas dari satellite subsea wells ke subsea manifolds.
Flowlines yang mengalirkan minyak atau gas dari subsea manifolds ke production facility platforms. Infield flowlines yang mengalirkan minyak atau gas diantara production facility platforms. Export pipelines yang mengalirkan minyak atau gas dari production facility platforms ke shore (darat).
Flowlines yang mengalirkan air atau bahan kimia dari production facility platforms, melewati subsea injection manifolds, untuk injection wellhead.
Selain seperti yang dijelaskan pada gambar 2.1 diatas, saat ini offshore pipeline juga digunakan untuk transportasi minyak atau gas antar pulau maupun antar negara. Hal ini mengingat sumber gas atau minyak yang ditemukan biasanya jauh dari pasar. Dengan adanya pipa tersebut maka kelebihan pasokan gas atau minyak bumi dari suatu pulau atau negara dapat dengan mudah didistribusikan ke pulau atau negara lain yang lebih memerlukan.
2.1.2
Desain Offshore Pipeline
Desain offshore pipeline biasanya dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu conceptual engineering, preliminary engineering, dan detail engineering. Selama conceptual engineering meliputi persoalan dari kemungkinan yang akan dikerjakan, batasan- batasan dari desain sistem dan konstruksi. Permasalahan yang utama dibahas dan
opsi-opsi yang tidak begitu penting dihilangkan. Selanjutnya mengidentifikasi informasi-informasi apa saja yang diperlukan untuk desain dan kontruksi yang akan datang. Hasil dari conceptual engineering ini berupa jadwal pembangunan dan estimasi kasar dari biaya yang dibutuhkan.
Pada saat preliminary engineering (persiapan) meliputi penentuan ukuran pipa dan jenisnya, mempersiapkan para ahlinya, dan menyediakan desain detail yang cukup untuk memesan pipa. Saat detail engineering, semua desain telah dilengkapi. Desain pipa yang lengkap biasanya telah memasukkan ukuran pipa (diameter dan ketebalan) dan juga pemilihan grade material berdasarkan analisis dari tegangan, gaya hidrodinamik, span, korosi, coating dan spesifikasi riser.