BEHAVIORISTIK
Paradigma behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap, dan terstruktur rapi, belajar adalah pemerolehan pengetahuan, mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) dan diharapkan pengetahuan atau pemahaman siswa sama dengan pengetahuan atau pemahaman gurunya. Sementara paradigma konstruktivistik memandang bahwa pengetahuan adalah non-objektif, bersifat temporer, berubah dan tidak menentu, belajar dimaknai menyusun pengetahuan dari pengalaman konkrit, reflektif dan interpretatif, mengajar adalah menata lingkungan agar siswa termotivasi dalam menggali makna dan menghargai ketidakmenentuan. Pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada pengalaman, prespektif dan interpretasi si belajar.
Paradigma behavioristik memandang bahwa segala sesuatu di dunia nyata telah terstruktur rapi dan teratur. Orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan yang jelas dan ditetapkan dengan ketat. Pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakkan disiplin. Ketidakmampuan dalam menambah pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum, sebaliknya keberhasilan sebagai perilaku yang pantas mendapat hadiah, taat pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar, dan kontrol belajar dipegang oleh sistem yang berada di luar diri si belajar. Sementara paradigma konstruktivistik memandang bahwa belajar harus bebas. Hanya di alam dan suasana kebebasan peserta didik dapat mengungkapkan makna sebagai hasil dari interprestasinya terhadap segala sesuatu yang ada di dunia nyata. Kebebasan menjadi unsur yang esensial dan penentu keberhasilan belajar, dan siswa adalah subjek yang mampu menggunakan kebebasan untuk melakukan pengaturan diri dalam belajar, serta kontrol belajar dipegang oleh siswa.