Pengertian Jena>z\ah
Lebih jauh, kata jena>>zah, menurut Hasa\n Sadiliy, memiliki makna “seseorang yang telah meninggal dunia yang sudah terputus masa kehidupannya dengan alam dunia ini”.2)
Dalam kamus al-Munawwir, kata jena>z\ah diartikan sebagai “seseorang yang telah meninggal dunia dan diletakkan dalam usungan. Kata ini bersinonim dengan al-mayyit (Arab)3) atau mayat (Indonesia).4) Karenanya, Ibn al-Fa>ris memaknai kematian (al-mawt) sebagai peristiwa berpisahnya nyawa (ruh) dari badan (jasad).5)
Selanjutnya, kata jena>z\ah juga diartikan oleh Partanto dan Dahlan al-Barry sebagai “raga yang sudah tidak berrnyawa lagi”.6) Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jena>z\ah diartikan sebagai badan atau tubuh orang yang sudah mati.7)
Hampir sama dengan pemaknaan tersebut, Ibnu Mas‘ud dan Zainal Abidin S., mengartikan kata jena>z\ah sebagai orang yang telah meninggal yang diletakkan di dalam usungan dan hendak dibawa ke kubur untuk ditanamkan (makamkan).8)
Lebih jauh lagi, Ustaz Labib Mz. memperluas pemaknaan tersebut dengan seseorang yang terputus hubungannya antara ruh dengan badan, perpisahan antara keduanya, perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lainnya.9)
Setelah melihat berbagai pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan, pengertian dari jena>z\ah adalah seseorang yang telah meninggal dunia dan telah terputus hubungannya dengan dunia fana ini. Tak ada yang dapat dibawanya selain amal ibadahnya selama di dunia.
Oleh karena itu, merugilah orang-orang yang membawa amal kejahatan dan beruntunglah orang-orang yang membawa amal kebajikan di kala menempuh Alam Barzah (kematian).
Rasulullah SAW sendiri menganjurkan kita supaya memperbanyak untuk mengingat kematian, sebab orang yang selalu mengingat kematian niscaya akan mencair keinginannya kepada kelezatan dunia. Ia akan berhenti berkhayal dan berangan-angan tentang keindahan dan kelezatan dunia fana. Dan seharusnya, ia secara terus menerus memperbanyak amal ibadahnya sebagai bekal untuk menuju Kampung Akhirat.10)