sikap

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap obyek tertentu adalah perasaan menentang, tidak mendukung (tak favourable) atau negatif, dan memihak, mendukung (favourable) atau positif, bisa tidak berada salah satu dari keduanya, bisa disebut dengan netral. Pada tahun 1931 Thurstone mengungkapkan secara sederhana bahwa yang dimakasud dengan sikap adalah menyukai atau menolak suatu obyek psikologi.
Sikap merupakan suatu bentuk ungkapan perasaan seseorang terhadap suatu obyek yang menjadi perhatianya, ia bersifat dinamis, dimana adakalanya seseorang tersebut akan bersikap menerima, menolak atau netral. Hal ini disebabkan oleh suasana yang dialami oleh hatinya serta dipengaruhi oleh situasi dan kondisi disekitarnya.
Dengan demikian yang dimaksud dengan sikap disini adalah kecenderungan untuk berfikir atau merasa dengan cara tertentu dan menurut saluran-saluran tertentu. Ini berarti bahwa sikap merupakan bentuk evaluasi seseorang, atau kecenderungan perasaan bisa menerima, menolak atau netral terhadap suatu obyek tertentu. Sikap apabila dilihat dari strukturnya terdiri dari tiga komponen yang saling mempengaruhi, diantaranya adalah:
a. Kognitif, berupa apa yang dipercayai oleh obyek pemilih sikap, komponen kognitif biasanya berisi persepsi, opini kepercayaan/ stereotype/ penilaian yang sudah terbentuk mengenai sesuatu, pemikiran minat dan kreatif. Fungsi aspek ini menunjukkan jalan mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.
b. Afektif, merupakan komponen perasaan yang menyangkut dengan kehidupan alam dan emosi yaitu suatu keadaan kerohanian/peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan mengenal dan bersifat obyektif terhadap obyek sikap dan biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap serta merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh yang mungkin merupakan sikap seseorang.
c. Psiko-motorik, merupakan aspek kecendrungan prilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki subyek seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.
Ketiga komponen tersebut satu dengan yang lain saling berinteraksi dan mempengaruhi. Komponen kognitif ini merupakan pembentukan sikap awal seseorang, akan tetapi belum menunjukkan sikap yang sebenarnya baru dalam taraf penilaian. Sedangkan komponen afektif ini merupakan sikap dasar seseorang, dan kemungkinan merupakan sikap seseorang yang sebenarnya. Selanjutnya komponen psikomotorik merupakan aplikasi dari sikap seseorang. Dengan demikian dari ketiga komponen tersebut, aspek Afektif inilah yang merupakan dasar sikap seseorang.
b. Beberapa faktor yang mempengaruhi sikap diantaranya adalah:
1. Pengalaman Pribadi, pengalaman individu akan ikut membentuk dan mempengaruhi pengahayatan kita terhadap stimulus sosial. Terbentuknya suatu sikap didasari oleh adanya tanggapan yang merupakan hasil dari suatu pengamatan yang dialami oleh seseorang.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu terkadang cenderung memiliki sikap yang kompromis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecendrungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting.
3. Pengaruh kebudayaan, kebudayaan telah mempengaruhi dimasyarakat tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar tehadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memundurkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individu.
4. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagmaan serta ajarannya. Apabila terdapat suatu hal yang bersifat kontroversial pada umumnya orang akan mencari informasi lain untuk memperoleh posisi sikapnya atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak. Misalnya seperti permasalahan undian porkas (pernah memiliki nama lain yaitu SDSB) yang bagi sebagian orang tidak dianggap judi. Sikap mereka akan bermacam-macam. Namun bagi mereka yang mengetahui hakekat perjudian yang sebenarnya, tentu akan bersikap menentang dan menolak. Karena jelas hal tersebut bertentangan dengan ajaran moral maupun ajaran agama.
Dengan demikian, tanggapan seseorang yang kemudian menimbulkan sikap setuju atau tidak setuju senang atau tidak senang, menerima atau menolak tidak begitu saja muncul dalam diri seseorang, namun melalui beberapa proses seperti yang telah dijelaskan di atas. Apabila hal ini kita kaitkan dengan ilmu komunikasi, maka tanggapan dapat disebut juga sebagai proses komunikasi. Sebab pengertian komunikasi itu sendiri adalah: “penyampaian informasi, ide perasaan, ketrampilan, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol kata-kata, gambar, angka, tulisan dan lain-lain.”(Berelson dan Steiner, 1964 :527).

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel