Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Endapan
Faktor yang mempengaruhi efisiensi dan tingkat pelapukan kimia yang pada akhirnya
mempengaruhi pembentukan endapan adalah:
1. Iklim
Iklim yang sesuai untuk pembentukan endapan laterit adalah iklim tropis dan
sub tropis, di mana curah hujan dan sinar matahari memegang peranan penting
dalam proses pelapukan dan pelarutan unsur-unsur yang terdapat pada batuan
asal. Sinar matahari yang intensif dan curah hujan yang tinggi menimbulkan
perubahan besar yang menyebabkan batuan akan terpecah-pecah, disebut
pelapukan mekanis, terutama dialami oleh batuan yang dekat permukaan bumi.
Secara spesifik, curah hujan akan mempengaruhi jumlah air yang melewati
tanah, yang mempengaruhi intensitas pelarutan dan perpindahan komponen
yang dapat dilarutkan. Sebagai tambahan, keefektifan curah hujan juga penting.
Suhu tanah (suhu permukaan udara) yang lebih tinggi menambah energi kinetik
proses pelapukan (Butt and Zeegers, 1992).
2. Topografi
Geometri relief dan lereng akan mempengaruhi proses pengaliran dan sirkulasi
air serta reagen-reagen lain. Secara teoritis, relief yang baik untuk pengendapan
bijih nikel adalah punggung-punggung bukit yang landai dengan kemiringan
antara 10°-30°. Pada daerah yang curam, air hujan yang jatuh ke permukaan
lebih banyak yang mengalir (run-off) dari pada yang meresap kedalam tanah,
sehingga yang terjadi adalah pelapukan yang kurang intensif. Pada daerah ini
sedikit terjadi pelapukan kimia sehingga menghasilkan endapan nikel yang tipis.
Sedangkan pada daerah yang landai, air hujan bergerak perlahan-lahan sehingga
mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui
rekahan-rekahan atau pori-pori batuan dan mengakibatkan terjadinya pelapukan
kimiawi secara intensif. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-
daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa
ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi.
3. Tipe batuan asal
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel
laterit. Batuan asalnya adalah jenis batuan ultrabasa dengan kadar Ni 0.2-0.3 %,
merupakan batuan dengan elemen Ni yang paling banyak di antara batuan
lainnya, mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil
(seperti Olivin dan Piroksen), mempunyai komponen-komponen yang mudah
larut, serta akan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel.
Mineralogi batuan asal akan menentukan tingkat kerapuhan batuan terhadap
pelapukan dan elemen yang tersedia untuk penyusunan ulang mineral baru.
4. Struktur
Struktur geologi yang penting dalam pembentukan endapan laterit adalah
rekahan (joint) dan patahan (fault). Adanya rekahan dan patahan ini akan
mempermudah rembesan air ke dalam tanah dan mempercepat proses pelapukan
terhadap batuan induk. Selain itu rekahan dan patahan akan dapat pula berfungsi
sebagai tempat pengendapan larutan-larutan yang mengandung Ni sebagai vein-
vein. Seperti diketahui bahwa jenis batuan beku mempunyai porositas dan
permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan
adanya rekahan-rekahan tersebut lebih memudahkan masuknya air dan proses
pelapukan yang terjadi akan lebih intensif.
5. Reagen-reagen kimia dan Vegetasi
Reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu
mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2 memegang
peranan paling penting di dalam proses pelapukan secara kimia. Asam-asam
humus (asam organik) yang berasal dari pembusukan sisa-sisa tumbuhan akan
menyebabkan dekomposisi batuan, merubah pH larutan, serta membantu proses
pelarutan beberapa unsur dari batuan induk. Asam-asam humus ini erat
kaitannya dengan kondisi vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan
mengakibatkan penetrasi air lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti
jalur akar pohon-pohonan, meningkatkan akumulasi air hujan, serta menebalkan
lapisan humus. Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana kondisi hutan
yang lebat pada lingkungan yang baik akan membentuk endapan nikel yang
lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi juga dapat
berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis.
6. Waktu
Waktu merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pelapukan,
transportasi, dan konsentrasi endapan pada suatu tempat. Untuk terbentuknya
endapan nikel laterit membutuhkan waktu yang lama, mungkin ribuan atau
jutaan tahun. Bila waktu pelapukan terlalu muda maka terbentuk endapan yang
tipis. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup
intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.
mempengaruhi pembentukan endapan adalah:
1. Iklim
Iklim yang sesuai untuk pembentukan endapan laterit adalah iklim tropis dan
sub tropis, di mana curah hujan dan sinar matahari memegang peranan penting
dalam proses pelapukan dan pelarutan unsur-unsur yang terdapat pada batuan
asal. Sinar matahari yang intensif dan curah hujan yang tinggi menimbulkan
perubahan besar yang menyebabkan batuan akan terpecah-pecah, disebut
pelapukan mekanis, terutama dialami oleh batuan yang dekat permukaan bumi.
Secara spesifik, curah hujan akan mempengaruhi jumlah air yang melewati
tanah, yang mempengaruhi intensitas pelarutan dan perpindahan komponen
yang dapat dilarutkan. Sebagai tambahan, keefektifan curah hujan juga penting.
Suhu tanah (suhu permukaan udara) yang lebih tinggi menambah energi kinetik
proses pelapukan (Butt and Zeegers, 1992).
2. Topografi
Geometri relief dan lereng akan mempengaruhi proses pengaliran dan sirkulasi
air serta reagen-reagen lain. Secara teoritis, relief yang baik untuk pengendapan
bijih nikel adalah punggung-punggung bukit yang landai dengan kemiringan
antara 10°-30°. Pada daerah yang curam, air hujan yang jatuh ke permukaan
lebih banyak yang mengalir (run-off) dari pada yang meresap kedalam tanah,
sehingga yang terjadi adalah pelapukan yang kurang intensif. Pada daerah ini
sedikit terjadi pelapukan kimia sehingga menghasilkan endapan nikel yang tipis.
Sedangkan pada daerah yang landai, air hujan bergerak perlahan-lahan sehingga
mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui
rekahan-rekahan atau pori-pori batuan dan mengakibatkan terjadinya pelapukan
kimiawi secara intensif. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-
daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa
ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi.
3. Tipe batuan asal
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel
laterit. Batuan asalnya adalah jenis batuan ultrabasa dengan kadar Ni 0.2-0.3 %,
merupakan batuan dengan elemen Ni yang paling banyak di antara batuan
lainnya, mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil
(seperti Olivin dan Piroksen), mempunyai komponen-komponen yang mudah
larut, serta akan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel.
Mineralogi batuan asal akan menentukan tingkat kerapuhan batuan terhadap
pelapukan dan elemen yang tersedia untuk penyusunan ulang mineral baru.
4. Struktur
Struktur geologi yang penting dalam pembentukan endapan laterit adalah
rekahan (joint) dan patahan (fault). Adanya rekahan dan patahan ini akan
mempermudah rembesan air ke dalam tanah dan mempercepat proses pelapukan
terhadap batuan induk. Selain itu rekahan dan patahan akan dapat pula berfungsi
sebagai tempat pengendapan larutan-larutan yang mengandung Ni sebagai vein-
vein. Seperti diketahui bahwa jenis batuan beku mempunyai porositas dan
permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan
adanya rekahan-rekahan tersebut lebih memudahkan masuknya air dan proses
pelapukan yang terjadi akan lebih intensif.
5. Reagen-reagen kimia dan Vegetasi
Reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu
mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2 memegang
peranan paling penting di dalam proses pelapukan secara kimia. Asam-asam
humus (asam organik) yang berasal dari pembusukan sisa-sisa tumbuhan akan
menyebabkan dekomposisi batuan, merubah pH larutan, serta membantu proses
pelarutan beberapa unsur dari batuan induk. Asam-asam humus ini erat
kaitannya dengan kondisi vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan
mengakibatkan penetrasi air lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti
jalur akar pohon-pohonan, meningkatkan akumulasi air hujan, serta menebalkan
lapisan humus. Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana kondisi hutan
yang lebat pada lingkungan yang baik akan membentuk endapan nikel yang
lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi juga dapat
berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis.
6. Waktu
Waktu merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pelapukan,
transportasi, dan konsentrasi endapan pada suatu tempat. Untuk terbentuknya
endapan nikel laterit membutuhkan waktu yang lama, mungkin ribuan atau
jutaan tahun. Bila waktu pelapukan terlalu muda maka terbentuk endapan yang
tipis. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup
intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.